Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

embun hati

Motivasi merupakan suatu kondisi kejiwaan individu yang dapat mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas guna pemenuhan kebutuhan atau mencapai tujuan. Motivasi menjadi daya bagi individu untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Menurut Tabrani Rusyam (1980:100) pada hakekatnya motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa motivasi mengandung suatu kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai dukungan untuk memenuhi keinginannya.
Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi dipandang sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal ini dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut :
a. Motivasi itu pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya.
b. Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu keadaan (state) psikologis yang dapat diubah/dibentuk.

Berkaitan dengan motivasi yang dianggap sebagai suatu karakteristik (kepribadian), dimana seorang melaksanakan tugas/pekerjaannya tidak didasarkan pada ada tidaknya penghargaan bagi penyelesaian tugas/pekerjaan tadi, melainkan pada aktivitas pekerjaan itu sendiri serta adanya perasaan puas yang diperolehnya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Setiap individu yang tampil dengan motivasi seperti ini lebih tertarik pada konteks pekerjaan (job context) dari pada penghargaan atau upah yang diperolehnya. Sedangkan motivasi yang termasuk sebagai suatu keadaan maksudnya yaitu seseorang (individu) dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang dimilikinya sangat bergantung pada suatu keadaan yang dihadapi pada saat itu. Keadaan utama yang paling menentukan motivasi kerja seseorang adalah jenis penghargaan (rewards) yang disediakan dalam lembaga/organisasi tempatnya berkiprah. Tetapi kadang-kadang motivasi kerja itu akan datang dari keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja yang muncul dalam diri individu sendiri. Jadi motivasi kerja yang timbul sangat bergantung pada keadaan yang di hadapi pada saat itu.
Dengan adanya motivasi akan terjadi perubahan energi dalam diri seseorang yang mengandung kemauan untuk bekerja atau melakukan sesuatu yang diperlukan sekaligus berusaha meniadakan berbagai gejala psikologis yang membuat diri malas dan tidak mendukung keinginan menjalankan sesuatu pekerjaan/kegiatan berkaitan dengan hal tersebut, Sardiman AM (1996 : 75) mengungkapkan sebagai berikut :
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi tumbuh didalam diri seseorang. Maka dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu daya yang timbul dalam diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu aktivitas, sekaligus meredam perasaan tidak mau yang ada dalam diri seseorang. Adanya kondisi tersebut tidak terlepas karena adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan, adanya dorongan yang timbul didalam diri serta faktor tuntutan terhadap setiap manusia untuk mewujudkan tujuan-tujuan hidup yang ingin dicapai.
Timbulnya motivasi dalam diri setiap orang pada dasarnya berhubungan dengan tujuan masing-masing dalam melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Adanya faktor tujuan menggerakkan setiap orang termotivasi untuk berbuat atau bertindak.
Terkait dengan hal tersebut, Sardiman AM. (1996 : 86) menjelaskan terdapat (tiga) fungsi motivasi, antara lain :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Pandangan lain mengenai fungsi motivasi dikemukakan oleh Kartini Kartono (2002 : 17), bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.
Orang menjadi mau dan berusaha untuk menjalankan kegiatan sebaik-baiknya, tidak terlepas dari adanya motivasi yang timbul dalam diri orang tersebut maupun dorongan dari luar yang selaras dengan kepentingannya dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Motivasi membawa kekuatan (vitalitas) bagi seseorang untuk bertindak dan bekerja berdasarkan kebutuhan pada saat itu.
Sedangkan menurut Djudju Sudjana (2000 : 156) menguraikan tujuan motivasi yang terdapat dalam diri seseorang, sebagai berikut :
Motivasi pada dasarnya bertujuan menggerakkan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.


Pendapat diatas menunjukkan bahwa motivasi bertujuan memberikan dorongan, semangat, dan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan, pekerjaan, atau tindakan tertentu dalam mewujudkan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan fungsi lain dari motivasi yaitu menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan, antara yang bermanfaat atau sebaliknya bagi pencapaian tujuan saat itu, sehingga motivasi memberi dorongan bagi seseorang untuk menyeleksi dan memilih kegiatan atau perbuatan.
Pendapat para ahli mengenai jenis-jenis motivasi cukup beragam karena sangat bergantung pada sudut pandang masing-masing. Ada yang membagi jenis motivasi dilihat dari kebutuhan, dan ada pula yang membagi motivasi dilihat dari asal timbulnya motivasi.
Salah satunya dikemukakan oleh Morgan, King Weisz, dan Schopler yang dikutip oleh Isbandi Ruminto Adi (1994 : 159) bahwa berdasarkan jenis kebutuhan, motivasi dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu :
a. Motivasi Biologis, Tercakup di dalamnya adalah motivasi lapar (hunger motivation); motivasi haus (thrst motivation); motivasi seksual (sexual motivation).
b. Motivasi sosial, termasuk di dalamnya antara lain; motivasi pencapaian (achievement motivation); dan motivasi kekuasaan (power motivation).
c. Motivasi Aktualisasi Diri (self actualization); dan motivasi untuk bertindak efektif (effectance motivation) dalam kelompok motivasi yang membuat seseorang bertindak efektif.

Pandangan diatas menunjukkan bahwa terdapat tiga kelompok besar motivasi dalam diri setiap manusia ditinjau dari jenis kebutuhan yaitu motivasi biologis, motivasi sosial, dan motivasi diri. Ketiga motivasi tadi menjadi alasan bagi setiap individu dalam berbuat, bertindak, dan melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan yang diperlukan. Keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan, melatar belakangi seseorang untuk termotivasi untuk belajar. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat bersumber dari dalam diri sendiri maupun atas pengaruh dari pihak lain atau lingkungan interaktifnya. Karena motivasi pula seseorang tergerak untuk merealisasikan apa-apa yang didambakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kaitan dengan itu berdasarkan sumber motivasi, Sondang P. Siagian (1995 : 139) mengemukakan 2 (dua) jenis motivasi, yaitu:
a. Motivasi Instrinsik, yaitu motivasi yang berada dalam diri seseorang atau dorongan atau gerakan untuk melakukan sesuatu yang tidak dipengaruhi oleh faktor laind ari luar dirinya, seperti; kebutuhan mempunyai pekerjaan atau kebutuhan untuk memperoleh teman baik.
b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul pada diri seseorang akibat pengaruh dari luar dirinya, akibat hubungan dengan orang lain ataupun karena pengaruh lingkungan sekitarnya.

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi pada setiap orang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan atau atas pengaruh dan dorongan dari pihak lain diluar dirinya sebagai stimulan (rangsangan) input untuk melakukan suatu tindakan, kegiatan dan pekerjaan yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diinginkan pada saat itu.
Berdasarkan uraian – uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam kehidupan manusia demikian beragam, baik ditinjau dari jenis kebutuhan, sumber timbulnya motivasi maupun sifat dari motivasi tersebut. Keberadaan jenis-jenis motivasi dalam diri seseorang, sangat tergantung pada kondisi yang dialami atau dihadapi saat itu yang menuntutnya untuk dipenuhi, sehingga ada motivasi yang diperlukan pada saat-saat tertentu saja dan ada pula yang diperluklan secara permanen


Read More......

Tinjauan tentang Metode Dialog

embun hati

Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah metode untuk mcnyampaikan pembelajaran kepada siswa. Gagne, dkk (1992:32) menyatakan bahwa strategi penyampaian adalah "everything necessary to allow a particular instructional system to operate as it was intended and where it was intended". Strategi penyampaian pembelajaran mencakup lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan strategi, sumber belajar merupakan suatu komponen yang penting
Sumber belajar dibedakan menjadi enam jenis yaitu: pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
1. Pesan/massage/isi adalah informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Dalam konteks pembelajaran, pesan ini terkait dengan isi bidang studi yang sedang dipelajari
2. Orang adalah semua personil yang terlibat dalam pencarian, pengolahan penyimpanan dan penyaluran pesan. Contohnya adalah guru (guru, dosen, guru, instruktur, tutor), siswa dan lainnya.
3. Bahan adalah barang-barang yang disebut sebagai perangkat lunak (software) yang berisi pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan. Bahan berfungsi menyimpan pesan sebelum disalurkan menggunakan alat yang dirancang. Bahan ini sering disebut sebagai sumber belajar (software) atau perangkat lunak. Contohnya adalah buku, modul, majalah, bahan ajar terprogram, transparansi, film, VCD, atau pita audio.
4. Alat adalah barang-barang yang disebut perangkat keras (hardware), yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan tadi. Contohnya adalah slide film proyektor, LCD, OHP, monitor TV, monitor komputer, kaset recorder, pesawat radio dan lain-lain.
5. Teknik adalah prosedur yang utuh/lengkap atau pedoman langkah-langkah yang disiapkan untuk menyampaikan pesan/isi dengan menggunakan bahan, alat, orang, dan lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi. Contohnya: belajar mandiri, belajar jarak jauh, belajar secara kclompok, simulasi, diskusi, ccramah, pemecahan masalah, tanya jawab dan sebagainya.
6. Latar atau lingkungan adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran. Latar ini dibedakan atas dua jenis yaitu lingkungan yang berbentuk fisik dan non fisik. Contohnya adalah:
a. lingkungan fisik yaitu gedung sekolah, rumah, perpustakaan, laboratorium, studio, ruang rapat, museum, taman, dan sebagainya;
b. lingkungan non fisik yaitu tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca, dan sebagainya.

Degeng (1997) mengatakan bahwa sumber belajar pembelajaran mencakup semua sumber yang (mungkin) dapat digunakan oleh siswa agar terjadi perilaku belajar. Di sini dapat diartikan bahwa sumber belajar melebihi bidang audio visual tradisional dan menjangkau bidang teknologi pembelajaran masa sekarang dan masa yang akan datang. Membatasi ruang lingkup sumber belajar membawa konsekuensi, membatasi alat yang tersedia bagi pembelajaran. Sebaliknya dengan memandang bahwa semua sumber mempunyai potensi sebagai sumber belajar, akan meningkatkan penggunaan sarana/alat yang tersedia untuk keperluan belajar/pembelajaran
Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
(1) sumber belajar yang direncanakan (by design), dan
(2) sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) (Miarso, 1994).
Sumber belajar by design yaitu semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional. untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar by design ini sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar by design ini seperti buku teks, buku ajar, slide, film, video, bahan pembelajaran terprogram, program pembelajaran menggunakan komputer dan sebagainya, yang dirancang dan dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Metode dialog pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Setiap proses interaksi metode dialog selalu dilandasi dengan unsur sebagai berikut :
a. Tujuan yang akan dicapai dari proses dialog tersebut.
b. Adanya guru dan siswa sebagai individu yang terikat dalam proses dialog itu.
c. Adanya bahan dialog sebagai isi dari proses interaksi.
d. Adanya metode dialog sebagai alat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang efektif.

“Metode dialog adalah Proses Belajar Mengajar dimana terjadi interaksi antara kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dialog berhubungan dengan cara guru menjelaskan bahan kepada siswa sedangkan belajar mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan siswa dalam mempelajari bahan yang disampaikan guru. Oleh karena itu kegiatan belajar erat hubungannya dengan metode mengajar.”
(Nana Sudjana, 1998 : 72)

Awal keberhasilan proses interaksi dialog tergantung pada guru dan siswa itu sendiri sebagai peran utama dalam proses interaksi. Misalnya guru dituntut kesabaran, keuletan, sikap terbuka, disamping kemampuan dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang merangsang siswa untuk belajar. Demikian pula siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar disamping kemampuan yang dimiliki oleh individu serta sikap siswa itu sendiri.
Prinsip-prinsip interaksi Dialog:
a. Saling mempercayai antara guru dengan siswa. Guru harus mempercayai bahwa siswa adalah individu yang dapat dididik dan mempunyai potensi untuk berkembang.
b. Interaksi Dialog belajar mengajar memerlukan motivasi. Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan belajar.
c. Belajar berarti mengalami yaitu keberhasilan proses interaksi belajar mengajar tergantung bagaimana cara siswa belajar.

Untuk mencapai interaksi metode dialog sudah barang tentu perlu, adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar), sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni dialog (usaha guru) dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan metode dialog tersebut.
a. Dialogi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.
Dalam dialog ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa pasif.

b. Dialog sebagai interkasi dua arah
Pada dialog ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi.
c. Dialog banyak arah atau dialog sebagai transaksi.
Yakni dialog yang tidak hanya melibatkan dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Proses Belajar Mengajar dengan pola dialogi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif


Read More......

Tinjauan Tentang Metode Ceramah

embun hati

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan sacara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.


Wasty soetmanto (1984: 99), bahwa “belajar merupakan suatau proses, bukan hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan sebagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan”. Jadi belajar adalah proses aktif, belajar merupaka proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar merupakan proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari. Apabila berbicara tentang cara belajar, maka dibicarakan cara mengubah tingkah laku atau individu melalui berbagai pengalaman.
Nana sudjana (1988: 45) membagi belajar kepada tiga sudut pandang, yakni:
(a) melihat belajar sebagai suatu proses
(b) melihat belajar sebagai hasil
(c) melihat belajar sebagai fungsi.

Menurut W.S. Wingkel (1999:61), terdapat tiga jenis belajar, sebagaimana dijelaskan A. De Block, sistematika bentuk belajar adalah sebagai berikut:
(a) Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis:
1) Bentuk dinamik/konatif
2) Bentuk afektif.
3) Bentuk kognitif: mengingat, berfikir
4) Belajar senso-motorik: mengamati, bergerak, berkerampilan.


(b) Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari:
1) Belajar teoritis
2) Belajar teknis
3) Belajar sosial atau belajar bermasyarakat
4) Belajar estetis

(c) Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu didasari oleh belajar insidental, belajar dengan mencoba-coba dan belajar tersembunyi.

Efektivitas metode ceramah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran fiqih mengandung beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.


Namun demikian, metode ceramah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa juga banyak kelebihannya adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan


Read More......